Jumat, 09 September 2011

Mengemis di Kota, Hidup Mewah di Desa

Deden Gunawan - detikNews

Jakarta - Gang-gang sempit dengan rumah yang saling berhimpitan menjadi pandangan khas di Kebon Singkong, Kelurahan Klender, Jakarta Timur. Inilah kampung pengemis.

Ada sekitar 3 RW di kawasan ini. Warga yang tinggal di Kebon Singkong kebanyakan pendatang. Mayoritas mereka berasal dari Indramayu, Jawan Barat.

Dulunya kawasan padat penduduk ini hanyalah hamparan kebun singkong. Namun sejak tahun 1980-an perlahan-lahan rumah semi permanen dibangun menggantikan tanaman singkong. “Sampai sekarang meski perkebunan singkong sudah tidak ada, kampung ini tetap disebut Kebon Singkong,” kata Yayan, tokoh pemuda di Jakarta Timur.

Seiring perkembangan, daerah Kebon Singkong menjadi kawasan padat dan ramai. Bahkan kawasan ini belakangan dilabeli "danger" sebab banyak residivis yang bersembunyi dan tinggal di kawasan ini.

Selain dikenal sebagai daerah yang rawan kriminalitas, daerah ini juga disebut-sebut sebagai kampung jablay. Dulu banyak perempuan penghibur yang sering mangkal di lokalisasi Prumpung, Jatinegara, mengontrak di daerah ini. Namun seiring meredupnya lokalisasi Prumpung, para pekerja seks komersial (PSK) yang tinggal di daerah tersebut perlahan berkurang. Sekarang di Kebon Singkong banyak dihuni para pengemis. Mereka adalah warga Indramayu.

“Setiap bulan puasa ratusan orang dengan menumpang truk datang ke sini mengontrak rumah," ujar Berra Hanson, warga Kebon Singkong, kepada detik+. Hanson yang memiliki 20 petak kontrakan mengaku kecipratan untung setiap bulan puasa. Sebab seluruh kontrakannya penuh terisi. Padahal bulan biasa paling hanya terisi separuhnya. Para pengontrak itu adalah pengemis yang rutin beroperasi di wilayah Menteng dan Jatinegara.

Tarif kontrakan milik Hanson bervariasi. Untuk petakan yang ada di bawah yang ukurannya 3x6 meter dipatok Rp 350 ribu-Rp 500 ribu per bulan. Untuk petakan yang di atas yang ukuranya lebih kecil harga sewa yang dikenakan Rp 150 ribu- Rp 250 ribu. Harga-harga itu sudah termasuk biaya listrik.

"Biar pengemis mereka bayar kontrakan selalu tepat waktu. Dan mereka membayar dengan uang pecahan seribuan hasil mengemis. Sudah diiketin duitnya sama mereka," celetuk Hanson sambil tersenyum.

Di Kebon Singkong, terdapat ratusan kontrakan yang dihuni para pengemis. Kalau bulan puasa tiba, jumlahnya makin banyak lagi. Sekitar 200-300 orang menyusul datang.

Para pengontrak tinggal dengan peralatan seadanya. Paling hanya tikar dan kasur lipat. Tidak ada perabot-perabot yang mewah. Padahal pendapatan mereka rata-rata per hari bisa dibilang lumayan. Mereka bisa mendapatkan uang paling kecil Rp 200 ribu per hari.

"Seorang pengemis yang ngontrak di saya bilang, paling apes mereka dalam sehari dapatnya Rp 200 ribu per hari. Tapi umumnya mereka dapat uang sekitar 500 ribu-Rp 600 ribu per hari," ujar Hanson.

Omongan Hanson bukan isapan jempol belaka. Sebab beberapa waktu lalu seorang nenek-nenek buta yang menghuni kontrakan miliknya mengaku kehilangan celengan. Nenek itu bilang uang yang ada di dalam celengan jumlahnya Rp 900 ribu hasil mengemis selama 4 hari sebelumnya.

"Bayangin aja dalam 4 hari saja nenek itu bisa menabung Rp 900 ribu. Kalau sebulan bisa dapat berapa duit itu nenek," kata pria asal Medan itu.

Sekalipun dapat duit banyak dari mengemis, namun kehidupan mereka di kontrakan seperti orang tidak punya. Sebab uang hasil mengemis biasanya secara rutin dikirim ke kampung untuk beli sawah dan membangun rumah.

Hanson mengaku pernah melihat rumah-rumah mereka saat menghadiri kondangan warga setempat yang menggelar acara khitanan anaknya di daerah Haur Geulis, Indramayu. Saat datang ikut hajatan di sana ia ditunjuki rumah para pengemis yang ngontrak di Kebon Singkong.

Alangkah terkejutnya Hanson karena ternyata rumah mereka di kampung besar dan rapi. Bahkan saat dia bertamu melihat perabotannya sangat wah. "Kamar mandi saja ada bathtubnya. Malah ada yang punya kolam renang segala," kata Hanson takjub.

Dari situlah Hanson dan sejumlah warga di Kebon Singkong maklum mengapa dari waktu ke waktu, warga dari Indramayu banyak berdatangan. Mereka ingin mengikuti jejak saudara atau tetangganya yang bisa hidup wah di kampung hanya dengan mengemis.

Nuki Senan, juga warga setempat, menjelaskan para pengemis yang tinggal di Kebon Singkong kebanyakan orang-orang tua, cacat dan anak-anak. Sementara bapak-bapak atau ibu-ibunya bertugas mengawasi dan mengantar jemput para pengemis. Mengapa demikian? Sebab bila yang mengemis adalah orang buta atau anak-anak biasanya mendapat uang banyak. Kalau orang dewasa apalagi dalam kondisi normal dapatnya sedikit. "Dapat Rp 30 ribu per hari saja sudah syukur," ujar Nuki.

Jangan heran jika orang-orang dewasa berasal dari desa tempat tinggal pengemis lebih menggantungkan ekonomi kepada anak-anaknya. Mereka disuruh mengemis. Hanya orang dewasa yang cacat yang justru mencari uang sendiri karena kondisi itu akan menerbitkan empati.

Demi mendapat empati, maka banyak orang buta di Kebon Singkong tidak mau diobati. Mobil-mobil pelayanan penyakit katarak yang sempat datang ke daerah itu selalu sepi peminat. "Mereka (orang buta) tidak mau diobati. Sebab kebutaan mereka anggap sebagai aset untuk mengemis. Begitu juga yang cacat," ujar Nuki.

Begitu berharganya orang buta di kalangan pengemis sampai-sampai antar sesama pengemis sering berselisih. Mereka berupaya mendapatkan mobil, ini merupakan istilah untuk orang buta yang mengemis. Terkadang terjadi persaingan harga sewa bagi pengemis buta ini.

"Di sini pengemis buta banyak yang beristri lebih dari satu orang. Mereka (orang buta) jadi rebutan karena dianggap sebagai aset untuk dapat uang," terangnya. Sekalipun wilayahnya banyak dihuni para pengemis, namun warga setempat yang bukan pengemis tidak merasa terganggu bila dicap sebagai kampung pengemis. Pasalnya, warga bisa ikut meraup berkah dari para pengemis itu. Paling tidak, kata Nuki, �warung atau rumah petakan jadi laku. �

Hubungan simbiosis mutualisme antara pengemis dan warga membuat hubungan bertetangga di Kebon Singkong berjalan harmonis. "Mereka tidak banyak berulah karena mereka kebanyakan menghabiskan waktunya di luar. Datang ke kontrakan hanya untuk istirahat saja," pungkasnya.

Senin, 05 September 2011

Orang Islam yang dibayar untuk merusak Islam


“Barangsiapa berbicara tentang Al Qur’an menurut pendapat (ar Ra’yu)nya, atau menurut apa yang mereka tidak ketahui, maka hendaknya menyiapkan tempat duduknya dari api neraka”

--Nabi Muhammad SAW, (Hadits) Riwayat Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i

Seorang profesor perempuan dalam sebuah wawancara di majalah Indonesia bilang bahwa homoseksual tidak mengurangi nilai-nilai kesalehan seorang muslim atau muslimah. “Manusia, apapun orientasi seksualnya, hanya dapat ber-fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan)”. Bahwa homoseksual baru akan dilaknat Tuhan jika mengekspresikan tindak kekerasan, pemaksaan, gonta ganti pasangan dan menularkan penyakit.

Selain ibu profesor diatas, dalam buku “Pengarusutamaan gender dalam kurikulum IAIN” dijelaskan : untuk kurikulum materi perkuliahan ‘Ulumul Qur’an yang harus dikaji adalah Evolusi Syariah. Adapun pendekatan dalam kuliah ini dilakukan sedapat mungkin berperspektif gender. Artinya syariah yang ada di Al Qur’an tidak bersifat permanen atau bisa berubah dengan paham kesetaraan gender. Sehingga ayat-ayat atau hadits yang berseberangan dengan paham kesetaraan gender dikategorikan ayat misoginis yang membenci perempuan.

Sebagai contoh surat Al Azhab ayat 59: “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat diatas menurut kalangan feminis tidak sejalan dengan ideologi mereka, khususnya berkenan dengan kebebasan perempuan dalam berekspresi, termasuk hak perempuan untuk memiliki dan mengelola tubuhnya secara independen. Oleh sebab itu ayat diatas disikapi sebagai anjuran bukan kewajiban. Sebab menurut mereka yang terpenting bukan menutup aurat, tapi terhindarnya wanita muslimah dari gangguan. Dan gangguan itu bisa berasal dari alam maupun masyarakat setempat.

Maka untuk menghindari gangguan alam (cuaca) hendaknya mereka menganjurkan muslimah untuk berpakaian sesuai dengan kondisi cuaca. Sedangkan untuk menghindari gangguan masyarakat hendaknya memakai pakaian sesuai adat istiadat masyarakat setempat. Sehingga batasan aurat wanita menjadi relatif : maksimal seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, minimal belahan dada dan kemaluan.

Gerakan-gerakan semacam ini (liberalisasi dan feminisasi ajaran Islam) mendapat dana yang melimpah dari yayasan luar negeri yang berusaha membelokkan ajaran Islam. Seperti The Ford Foundation, Asia Foundation, British embassy, Danish Embassy, Emory University, McGill University, dll. Pada tahun 2008 Ford Foundation telah mengucurkan dana lebih dari USD 13 juta (sekitar Rp 136.500.000.000). Sementara pada saat yang sama aliran dana untuk pendidikan Islam dari Timur Tengah dicurigai untuk kepentingan Teroris dan Radikalisme.

Diambil dari khutbah Idul Fitri 2011 oleh Henri Shalahuddin, MA.

Sabtu, 03 September 2011

Gado Gado Rawamangun

Beli gado-gado yang enak di rawamangun ?
Lokasinya ada di Jl Balai Pustaka Timur, satu deret dengan TIP TOP.. di depan Pizza Hut.
Namanya : warung BUMI AYU, tapi mulai 10 Septemer 2011 sudah pindah, tidak jauh dari tempat lama, yaitu Jl Pinang depan Apotik RAMA. Dari tempat lama tinggal belok kiri langsung sampe.

Lihat Peta Lebih Besar

Doa penutup Lamaran


Istighfar 3 x,
Al Fatihah, Ayat Kursi,

Doa syukur nikmat :
"Ya Allah ya Tuhan kami, tunjukilah kami untuk mensyukuri ni'mat Mu yang telah Engkau berikan pada kami dan kepada Ibu Bapak kami dan supaya kami dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepada kami dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucu kami. Sesungguhnya kami bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya kami termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al-Ahqaaf [46]:15)

Doa bebas:
Segala puji bagiMu ya Allah Tuhan semesta alam, segala puji bagimu ya Allah yaa Rahmaan ya Rahiim. Segala puji bagi Engkau yang telah mengumpulkan kami dalam acara lamaran ini, yaitu sebuah langkah awal untuk menuju gerbang pernikahan sesuai dengan sunnah NabiMu.

Ya Allah berikanlah kepada calon kedua mempelai ini ketenangan dalam menuju pernikahan nanti, curahkanlah rahmatMu, tunjukanlah jalan yang engkau ridhai kepada mereka. Agar diberikan kelancaran dalam persiapannya dan diberikan kesehatan lahir dan batin.

Ya Allah, jadikanlah pertemuan kedua keluarga besar ini sebagai awal dari keberkahan, ikatkanlah tali silaturahiim ini dengan kuat, sehingga akan muncul sikap saling sayang menyayangi agar engkau ridho dan engkau berikan ketenangan kepada kami.

Doa Robithoh:
Ya Allah, Engkau tahu bahwa hati ini telah berhimpun dalam kecintaan kepada-Mu, telah berjumpa dalam menta’atiMu, telah bersatu dalam dakwah kepadaMu, telah terjalin dalam membela syariatMu. Maka teguhkanlah, ya Allah, ikatannya, kekalkanlah kasih sayangnya, tunjukilah jalan-jalannya, penuhilah hati ini dengan cahayaMu yang tidak pernah sirna, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman kepadaMu dan Indahnya kepasrahan kepadaMu, hidupkalah ia dengan bermakfirah kepadaMu, dan matikanlah ia diatas kesyahidan di jalanMu. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Ya Allah kabulkanlah. Dan curahkanlah kesejahteraan dan keselamatan dan kedamaian kepada baginda kami Muhammad SAW, serta kepada keluarga dan para sahabat beliau.

Doa Nabi Adam:
Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin.

Subhana robbika robbi 'izzati amma yaasifun..wassalamualaamursalin..walhamdulillahirobbilalamin..